Sabtu (19/11), tepat sehari setelah gue ulang tahun *ciyeee*, gue kembali menyambangi Gelora Bung Karno untuk mendukung timnas Indonesia U-23 di semifinal melawan Vietnam. Kali ini gue dapet dua tiket gratis dari @simPATI. Sekali lagi, DUA TIKET GRATIS! Itung-itung sebagai hadiah ulang tahun. Seharusnya ini gue manfaatin buat ngajak cewek nonton berdua. Tapi karena jomblo dan gak ada harapan ngajak cewek lain, ujung-ujungnya gue ajak temen gue yang cowok. Blah.
Momen untuk menyaksikan langsung lolosnya Garuda Muda ke final ini nyaris gagal terjadi. Gue telat dateng ke GBK. Karena dari pihak simPATI minta gue untuk dateng paling lambat jam 5 sore untuk ambil tiketnya. Sedangkan jam 5 itu gue masih di daerah Karet. Tapi untunglah orang dari simPATI-nya itu yang bernama Nia masih berbaik hati nungguin gue, walau katanya udah kesel pengen pulang, udah hampir jam 6 soalnya. Muupin akoh ea Kak Niaaaa... :'))
Oh iya, tiket yang gue dapet ini tiket VIP Barat. Lalu gue masuk, dan ternyata di VIP barat di sisi kanan itu penuh. Dengan memohon dan meminta bantuan ke panitia, akhirnya gue pindah ke VIP barat yang di sisi kiri. Di situ memang masih terlihat beberapa bangku kosong. Alhamdulillah dapet bangku.
Sekitar pukul 19.30 dimulailah pertandingan yang berjalan ketat ini. Lebih ketat dari celana jeans yang gue pake saat itu. Bukan sekadar pertandingan yang menyuguhkan strategi atau permainan indah, tapi juga trik-trik yang kadang menyulut emosi.
Kalian tau saat kiper Vietnam -yang gue pun susah menyebutkan namanya- itu cedera? Entah dia benar-benar cedera atau tidak, yang jelas dia sangat mengulur waktu. 5 menit lebih ia mendapat perawatan di dalam lapangan. Sudah bangun, kembali jatuh lagi meringis kesakitan. Pelatih Vietnam saat itu tidak berupaya keras untuk mengganti si kiper, padahal dalam 'acting-nya' saat itu sang kiper sudah terlihat seolah beberapa detik lagi ia akan menghembuskan nafas terakhirnya.
Di babak kedua pun terjadi lagi. Kali ini pemain Vietnam bernomor punggung 8, yang juga gue gak tau dan gak mau tau namanya. Dia terjatuh dan kembali mendapat perawatan di dalam lapangan. Wasit sudah seharusnya menyuruh tim medis untuk merawatnya di pinggir lapangan agar permainan bisa terus berlangsung, tapi ini tidak. Saat itulah para suporter meneriakkan "WASIT GOBLOK... WASIT GOBLOK..." Gue yang biasanya kalem pun tersulut emosinya.
Tapi syukurlah Patrich Wanggai dan Titus Bonai bisa mencetak gol dan membawa timnas ke final untuk melawan Malaysia. Yah walapun sayangnya di final Indonesia kembali gagal meraih juara, tapi perjuangan mereka patut diacungi jempol.
Terima kasih, Garuda Muda. Terima kasih, simPATI!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar