Akhir Dari Tahun Awal
*udah kayak Ikang Fawzi di iklan On Clinic?*
Gua sebenernya cuma pengen nge-share tentang tugas-tugas akhir yang menyita waktu banget (tapi masih sempet-sempetnya main PES). Setidaknya ada empat tugas yang menarik. Bikin event (matkul Manajemen Komunikasi), bikin tabloid (Pengantar Ilmu Jurnalistik), bikin poster (Komunikasi Visual), bikin festival budaya (Komunikasi Lintas Budaya).
Nama adalah Doa
#1: Apalah arti sebuah nama.
#2: Nama adalah doa.
Gimana? Yang #1 atau #2?
Mungkin berdasarkan kesotoyan gua, mayoritas memilih pernyataan #2. Ya contoh kongkritnya adalah ketika sepasang suami-istri meberikan nama 'Hercules' kepada anaknya, dengan harapan si anak menjadi sosok kuat yang hanya bisa takluk jika bulu keteknya dicabut. Atau mau gedenya jadi preman Tanah Abang. Entahlah.
Sumber Air Tak Terawat, Jatinangor Bisa Gawat
5cm Menuju Bukit Sunyi
"Foto ID Card Selalu Jelek"
Dzuhur di Hari Jumat
Sekelebat Inpo tentang Fikom Day
Jadi ceritanya tahun ini Fikom Unpad udah memasuki tahun ke-52. Nah, sejak awal Oktober 2012, banyak diadakan kegiatan Dies Natalis yang diawali dengan symposium selama dua hari. Ada juga turnamen olahraga semacam futsal, basket, dan
[part 2] FIKOM SATU!
FIKOM SATU! FIKOM! FIKOM! FIKOM!
Yel-yel itu bergema di lapangan futsal Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran. Ya, Alhamdulillah gua masuk Fikom Unpad lewat jalur SNMPTN 2012.
Hoki. Gak pernah gua duga sebelumnya bakal lolos. Banyak orang yang mau ikut SNMPTN harus les intensif segala, sedangkan gua enggak sama sekali. Ketika itu gua sempet ngetwit, “Kayaknya komputer aja ketawa meriksa kertas ujian gua”. Di situ gua gak yakin dan gak terlalu berekspektasi buat lolos SNMPTN.
Ospek fakultas pada hari Kamis tanggal 2 Agustus 2012 itu dimulai pukul 05.00 WIB. Banyak mahasiswa baru (maba) yang masih ngantuk karena abis sahur dan suhu udara di Jatinangor dingin banget jam segitu. Tapi apa boleh buat, senior-senior sudah dikondisikan untuk galak dan maba gak berani ngeyel atau mengelak. Oh ya, seluruh maba laki-laki rambutnya harus dibotakin. Dan saat semua berkumpul, kami terlihat seperti rombongan jamaah haji. Labaikallahumma laibaik!
Ketika baris, senior mengharuskan kami untuk bersikap sempurna layaknya anak pramuka. Tapi gua jawab dengan tegas, “Maaf, kak! Saya tidak bisa sikap sempurna! Karena kesempurnaan hanya milik Allah subhanahu wata’ala!”. Tapi boong. Ntar gua disangka Bunda Dorce. Kan gak cihuy.
Semua berjalan layaknya ospek biasa, ada tim senior yang tugasnya muji dan baik-baikin, ada tim senior yang tugasnya bentak dan galak-galakin, ada lagi tim senior yang tugasnya muji sekaligus ngebentak juga. Tim terakhir ini selalu nongol di akhir ospek tiap hari buat ngasih tugas berupa karya tulis. Dan kadang itu gak manusiawi. Tugas banyak dan harus selesai keesokan harinya. Tapi ini semua belum seberapa, nanti pada waktunya kalo gua udah jadi jurnalis (aamiin) mungkin pressure-nya bakal lebih parah. Glek!
Ospek pun berakhir di hari ketiga. Enggg, sebenernya masih bakal terus berlanjut sih, tapi setelah libur lebaran. Ya doain aja semoga ospek ke depannya berjalan lancar. Juga termasuk perkuliahan gua nantinya lancar selancar-lancarnya kayak jalan tol di tahun 1832, dan cepet lulus. Lulusnya dengan gelar sarjana loh yak, bukan karena di drop out!