[Review] Indonesia vs Turkmenistan

Kamis, 28 Juli 2011. Hari di mana nasib timnas Indonesia menuju Piala Dunia 2014 ditentukan. Masyarakat Indonesia tentunya sangat menunggu-nunggu pertandingan Indonesia vs Turkmenistan ini dan banyak berharap para pemain mampu membawa timnas garuda mengepakkan sayapnya lebih tinggi. Apresiasi dan antusias masyarakat sangat tinggi. Tentu banyak yang masih terbawa euforia AFF Cup tahun lalu di mana Indonesia saat itu dipuja-puji meski gagal menjadi juara.

Gue yang belum punya tiket sampe hari itu, sengaja dateng pagi bareng Febri tentunya buat ngantri tiket. Di GBK kita dipertemukan dengan seorang teman sebaya dari Semarang bernama Osa yang sampe akhir pertandingan bareng kita terus karena dia di Jakarta sendirian.

Loket yang dikabarkan akan dibuka jam 11 siang, ternyata molor sampe jam 1 lewat. Gue yang saat itu ada dalam barisan, gak bisa gantian sama Febri ataupun Osa, karena susah untuk keluar masuk barisan. Padat. Terpaksa selama dua jam itu gue berdiri sampe akhirnya loket dibuka. Setelah tiket di tangan, tanpa pikir panjang kita langsung menuju masjid Al-Bina. Sholat sekaligus mengistirahatkan kaki gue.


Gak lama setelah itu datanglah Octa membawa 2 botol cat serbaguna yang sudah gue tugaskan dari sehari sebelum pertandingan. Tentu saja buat cat muka, karena gue pikir kalo ke stadion cuma dateng, duduk, teriak, seperti yang udah gue lakukan sebelum-sebelumnya itu kurang menarik. Maka untuk kali ini gue pengen muka kita di-cat biar agak beda.

Setelah adzan Ashar berkumandang, dimulailah proses cat muka. Masing-masing mempunyai corak yang berbeda. Osa juga udah kita panas-panasin untuk ikut cat muka, tapi gak mau. Setelah dirasa cukup oke, kita mencoba untuk jalan-jalan memamerkan karya cipta di muka. mwahahaha


Gak lama, wartawan antv manggil, minta kita untuk diwawancara. Gue, Octa, dan Febri melangkah dengan pede. Kemudian dari trans7 pun begitu. Terakhir pas kita lagi asik foto-foto sendiri, ada fotografer dari koran Indopos yang mau foto kita bertiga. Yang kemudian, fotonya dimuat di koran Indopos tanggal 29 Juli 2011 :))

Setelah puas muter-muter dan memang waku menunjukkan pukul 5 lewat, kita memutuskan langsung masuk stadion. Di dalam sudah cukup ramai dengan orang-orang yang memang ingin mencari posisi yang enak buat nonton. Kalo datangnya lebih malem lagi pasti dapet tempat yang gak enak.

Kick-off dimulai pukul 7 malam. Saat itu semua penonton tegang tapi tetap bersemangat. Oh ya, sebelum pertandingan dimulai pasti kedua tim menyanyikan lagu kebangsaan dong? Nah di sini gue selalu menyesalkan sikap suporter Indonesia yang berusaha ribut saat lagu kebangsaan timnas lawan sedang berkumandang. Gak semua ya, tapi kebanyakan suporter Indonesia bersikap demikian. Itu tanda kita kurang menghormati gitu loh. Hal ini juga terjadi saat AFF Cup lalu. Kurang sopan aja gitu menurut gue.

Ya, saat pertandingan dimulai tentu sorak-sorai suporter Indonesia tak bisa tertandingi. Semangatnya yang mampu membuat pemain pun ikut semangat. Ini diakui oleh pemain-pemain timnas kita. Dan ketika waktu baru berjalan 9 menit, Indonesia sudah unggul lewat sundulan Christian Gonzales. Yang kemudian menambah satu gol lagi, plus satu gol cantik Nasuha dari luar kotak penalti yang membuat Indonesia unggul 3-0 di babak pertama.

Di babak kedua tentu kita semua sudah optimis Indonesia bakal melaju dengan mudah ke fase berikutnya. Kita memprediksi Indonesia bakal menambah beberapa gol lagi untuk mempertegas kemenangan. Tapi nyatanya fisik pemain masih jadi kendala. Turkmenistan tiba-tiba mencetak satu gol. Sempat dibalas oleh M. Ridwan sehingga membuat kedudukan menjadi 4-1. Tapi kemudian beberapa menit sebelum laga usai, The Turkmen berhasil memborong dua gol untuk memperkecil skor menjadi 4-3.

Di sisa waktu tentunya para suporter berharap pemain timnas tidak kecolongan lagi dan tetap konsentrasi. Karena jika Turkmenistan membuat satu gol lagi, kedudukan 4-4 akan membawa mereka ke babak selanjutnya karena mereka unggul produktivitas gol di kandang lawan. Syukurlah hingga peluit akhir ditiup, skor tetap 4-3 untuk kemenangan Indonesia dan berhasil melangkahkan kakinya ke putaran 3 babak kualifikasi Piala Dunia 2014.

Tentunya kita berharap permainan timnas di bawah asuhan Wim Risjbergen ini mampu berbicara banyak lagi. Setelah proses pengundian, di putaran 3 ini Indonesia masuk grup E yang juga diisi tim Iran, Qatar, dan Bahrain. Mampukah kita meraih impian yang lebih tinggi lagi dengan lolos dari fase ini? Semoga saja bisa.

Ketika Gue Ditelefon Harry Potter

(tunggu bufferingnya selesai aja biar seru :p)

Ku tetap menanti... Meski harus penantian panjaaang..

Ringtone hape gue berbunyi. Tanda ada telfon masuk. Otomatis gue angkat. Gak dibanting.

"Assalamualaikum, siapa ini?", sapa gue.
"Waalaikumsalam... Pis, emak babeh sehat? Ini Mas Harry Potter.", Kata suara di seberang sana.
"Huwoow! Alhamdulillah sehat semua, mas. Lagi sibuk apa di sana?", sahut gue antusias.
"Biasa deh, main sihir-sihiran sama si Ron dan Hermione. hahahaha keren gak?", jawab Harry.
"Keren banget! Tumbenan nih nelfon. Biasanya nitip surat ke si Hedwig."
"Yaelaaah, Mas udah punya handphone sekarang. Noh Hedwig lagi asik nonton Spongebob."

Gue cekikan ngebayangin Hedwig nonton Spongebob pake tampang serius.

"Udah tau perkembangan Hogwarts terbaru belum, Pis?", lanjut Harry.
"Belum, Mas. Kasih tau dong!"
"Hahaha udah punya twitter? Follow deh @InfoHogwarts, di situ banyak update-an terbaru dari sekolah sihir ini. Jangan lupa juga follow @HarryPotterAsli. mehehehe"

Glek. Baru tau Hogwarts udah mulai canggih di dunia maya.

"Oke ntar tak follow. Kayaknya keren banget ya Hogwarts sekarang. Hahaha", gue kagum.
"Yoi, semenjak provider simPATI masuk ke sini dengan berbagai kelebihannya, sekarang kita jadi mudah bergaul dan berkomunikasi dengan dunia luar. Internetan asik, telefonan kayak gini juga tenang.", Harry menjelaskan.
"Hoalaaah pantesan aja. Iya nih, simPATI sinyalnya oke. Malahan akhir-akhir ini banyak promo menarik yang bisa diikuti.", tambah gue.

Tiba-tiba....

"CRUCIO!!", terdengar suara Voldemort dari seberang telfon.

*WHOOP!*

Sekeliling terlihat gelap. Gue membuka mata dengan berat.
"Aihhhh... sial. Seandainya Harry Potter benar-benar pakai simPATI...", gue menggerutu. Dan melanjutkan tidur.

Bro... simPATI, bro...!