[Video] Buat Ikutan Contest, Tapi Kalah

Beberapa waktu lalu gue bersama Octa (@antshq) dan Febri (@FebriJuan) bikin stopmotion. Ini video stopmotion kedua yang kita bikin. Cuma untuk ikut kontes. Yang pertama juga murni karena untuk ikutan kontes sebuah stasiun televisi waktu itu, dan karena waktu yang mepet maka kita bikinnya kurang maksimal. Maka tidak pernah kita publikasikan. mwahahaha

Video yang kita ikut sertakan dalam kontes Minute Maid Pulpy Orange ini belum berhasil menjadi juara. Karena memang sederhana. Kita juga masih belajar-belajar untuk bikin video sih. Untuk kedepannya memang berencana untuk banyak bikin video. Tapi karena banyak kesibukan, terutama gue sebagai model *uhuk*, jadi masih harus tertunda. Okelah ini videonya. Cuma semenit sih, tapi ya liat aja XD



Kacrut banget kan? HAHAHAHA

Selama bikin video, gue gak berminat masuk frame dan berperan untuk menjadi aktor. Di pembuatan video pertama gue sempet ikut ambil bagian jadi figuran. Tapi pada ujungnya bagian gue gak terpakai. Ya nasib. Gue cukup jadi editornya aja. mehehe.
Udah yak, dadah~

INDONESIA OPEN 2011

http://www.djarumbadminton.com/uploads/pics/Banner-Djarumbadminton-820px-x-360px-_01.jpg

Pekan ini Indonesia kembali menggelar Indonesia Open Super Series 2011. Gelaran bulutangkis tahunan ini disebut sebagai event yang memberi hadiah tertinggi kedua setelah Korea Open (kalo gak salah). Gak tau jumlahnya berapa. Yang jelas kalo mau beli kerupuk, bisa sekalian beli pabriknya. Gue gak mau ketinggalan nonton langsung Indonesia Open di Istora. Karena tahun 2010 kemarin juga gue ke sana. Iya nonton badminton dong, bukan jualan Aqua.

Maka direncanakanlah untuk menonton di hari pertama yaitu hari Selasa. Tapi nyatanya gue tidak diperbolehkan pergi oleh nyokap. Sempet kesel juga tapi ya ora opo-opo, toh di hari pertama baru babak kualifikasi. Demikian juga di hari kedua. Barulah di hari ketiga gue nonton sendiri tanpa teman. Boro-boro pacar, punya aja nggak. eaaa curcol.

Di hari ketiga ini adalah perdelapan final. Meskipun sendiri, gue sangat puas saat itu karena seluruh pemain Indonesia yang bertanding dapat melaju ke perempat final. Bahkan ganda putra Ryan Agung/Angga Pratama yang tidak diunggulkan sama sekali, bisa mengalahkan unggulan ketiga yang memang jagoan sekali dari Korea Selatan, Jung Jae Sung/Lee Yong Dae. *keprok-keprok*

Lalu pada Sabtu (25/6), gue kembali ke Istora untuk menyaksikan babak semifinal. Kali ini bersama om dan temen gue. Di semifinal, Indonesia memiliki empat wakil. Semuanya dari regu ganda. Tantowi/Lilyana, Kido/Hendra, Nadya/Vita, dan Bona/Ahsan. Sayangnya gak semua bisa menembus final. Dua ganda putra Indonesia masih harus mengakui keunggulan dua ganda putra China. Padahal kalau semuanya masuk final, gue udah berniat untuk datang lagi ke Istora.

Pendapat gue sih tahun ini lebih menarik ya. Settingan di Istoranya lebih 'wah'. Juga penonton yang datang langsung lebih banyak. Belum lagi ada beberapa perkusi yang bikin suasana di dalam Istora lebih meriah. Gue juga dateng ke sana minimal pengen bisa masuk tipi gitu. makanya bawa beberapa atribut. Mwahaha. Barusan pagi nonton Sport7, eh beneran muncul. Tapi dari jauh, dan itu juga cuma benderanya aja. XD

Okay, Untuk Tantowi/Lilyana dan Nadya/Vita, semoga kalian bisa jadi juara untuk tahun ini!

[UPDATE] Dua pasangan Indonesia belum berhasil juara di Indonesia Open tahun ini! *nangis*



Istora Senayan disulap menjadi Planet Badminton

Tiga court yang masih kosong

Thomas Laybourn (Denmark) cedera karena terpeleset

Opening Semifinal

Fu Haifeng/Cai Yun vs Markis Kido/Hendra Setiawan

Dio [Mascot of Djarum Indonesia Open]

Muhammad Ahsan Hafizhuddin

Kenang-kenangan. halah :p


anyway, kalo ada yang mau kaos "We Are On Your Side" seperti yang gue pake di atas, gue masih punya stock. Beli ye. eaaaaaa jualan :))

Waktu Aku Sama Mika


Berawal dari obrolan-obrolan kecil tentang buku dengan @fahimuls, gue menanyakan kepadanya apa buku yang recommended untuk dibaca. Lalu dia bilang "Waktu Aku Sama Mika" yang ia pinjam dari @dhitozz, dan dijelaskan lah kisah dari buku itu. Gue pun tertarik, tapi katanya itu buku lama, yang kemungkinan susah dicari. Hopeless...

Nah pada hari Minggu kuturut ayah ke kota... errr, fokus!
Pada hari Minggu tepatnya tanggal 12 Juni 2011, gue sedang berada di Bandung dan mampir ke Gramedia Merdeka. Seperti biasa di sana gue nyari-nyari buku *iyadong masa nyari sayur* dan menemukan buku "Karena Cinta Itu Sempurna". Awalnya gue gak tau buku apa itu. Tapi di situ ada keterangannya bahwa buku KCIS adalah buku Indi. Orang yang menulis WASM. Jreng.. Gue langsung celingak-celinguk nyari buku WASM. Karena gue masih penasaran sama buku itu. Tapi setelah muter-muter Gramedia selama 7 putaran kayak lagi naik haji, gak juga ketemu itu buku. Tak patah arang, gue menuju Gunung Agung BIP.

Di sana gue pun langsung meluncur menuju deretan novel-novel. Tapi gak juga di dapat. Gue coba pake komputer pencarian di sana. ADA! stock-nya tinggal 11 buku lagi. Tapi sayang lokasi bukunya gak dikasih tau sama komputernya. Maka kesimpulannya, Komputer... Gue... End! (?)

Gue cari lagi dengan teliti, tetep gak ketemu. Akhirnya, daripada sotoy, gue pun bertanya pada rumput yang bergoyang. Tapi sayang, di sana gak ada rumput sama sekali. Baik yang diam maupun yang bergoyang. Lalu diputuskanlah untuk bertanya pada mbak-mbak yang bergoyang. Enggak deng, mbak-mbak karyawati Gunung Agung. Begitu gue tanya, dia langsung tanggap dan menunjukkan lokasi bukunya. Wow coba dari tadi gue inisiatif nanya. Ternyata lokasi bukunya gak jauh dari pintu masuk. Meh.

Gue pun sangat excited saat itu. Tanpa mencari buku lainnya gue langsung keluar. Iye udah bayar dulu kok di kasir, sumpeh! Gue pun membaca buku itu di angkot. Dan sepertinya gue gak perlu ceritain tentang gue salah naik angkot dua kali ya saat itu. Karena pada dasarnya posting ini menceritakan tentang buku, bukan tentang nyasar. Duh panjang deh.

Isi buku ini sangat mengharukan dan romantis. Formatnya bukan novel sih, tapi semacam diary/blog. Tentang perjalanan cinta Indi bersama seorang pria bernama Mika. Indi mengalami cacat tulang belakang yg membuatnya tidak bisa bebas bergerak karena punggungnya ditopang penyangga. Mika sendiri adalah pria pengidap penyakit AIDS yang pada akhirnya Mika meninggal dunia. Ditulis dengan sangat polos oleh kak Indi, membuat beberapa tulisan di situ terkesan lucu. Dan ada satu quote yang menurut gue banyak disukai pembacanya.

"Mika itu malaikatku...
Tapi dia pelupa...
Mika lupa memakai sayapnya...
Sekarang dia sedang mengambil sayapnya...
Di surga..."

Tanpa perlu panjang lebar menceritakan isi buku ini, mending kalian beli aja. Meski ada beberapa yang gak suka dengan buku ini (abis ngintip di goodreads.com) tapi lebih banyak yang suka. Gue juga suka. Temen-temen gue juga suka. Pak Presiden juga suka (kalo dia baca).

Nachelle Denise = Aly Conway

Aly Conway (@BotBebeb) beberapa lalu menjadi pusat perhatian beberapa user twitter Indonesia dengan hashtag #PrayForAly. Apa sebab? Dia dikabarkan mengalami koma setelah operasi di otaknya. Yang kalo gue gak salah baca sih dia dengan naasnya didorong dari lantai 2 oleh mantan pacarnya. Gile kriminal abis.

Hampir banyak yang mendoakan kesembuhannya. Gue yang saat itu belum tau apapun mengenai Aly, mencoba mencari tau ke berbagai penjuru twitter. Kesimpulannya, Aly adalah seorang bule yang sudah fasih berbahasa Indonesia dan bahasa Jawa. Tinggal di Jogja dan mempunyai kakak laki-laki bernama..... ah gue lupa.

DEG! Sampai situlah gue menyadari ada sesuatu yang bikin gue kaget. Aly Conway ini mirip sekali dengan Nachelle Denise. Bukan mirip dalam hal wajah, tapi secara latar belakang dan juga kejadian yang menimpanya.

Nachelle Denise (@nachelledenise) adalah seorang bule berasal dari Amrik yang lama tinggal di Indonesia, juga sudah fasih berbahasa Indonesia. Gue kenal dia dari twitter, tapi gak terlalu dekat. Nachelle ini juga dikabarkan memiliki kanker otak dan sudah beberapa kali bolak-balik meja operasi. Terakhir, dia dioperasi di Australia dan mengalami koma setelahnya. Siapa yang memberi kabar itu semua? Sepupu laki-lakinya Nach, yang bernama Andi.

Loh, kok ada kemiripan sama Aly?!

Yoi.

Sempet gue twit tentang kemiripan ini

Namun sungguh malang, nyawa Nach tak tertolong. *bahasa gue sinetron banget yak*
Tentu saja teman-teman twitternya shock dan merasa sangat kehilangan meski secara fisik mereka belum pernah ada yang bertemu dengan Nach. Di mata teman-temannya (yang kebanyakan anak abegeh), Nach memiliki pribadi yang baik dan senang berbagi.

Sayangnya beberapa hari setelah itu, Andi gak ada kabar sama sekali. Teman-teman Nach di twitter penasaran banget. Lalu iseng lah beberapa orang mendatangi RS. Pertamina. Nach katanya memang pernah dirawat di sana. Tapi begitu dikonfirmasi, gak pernah ada pasien yang bernama Nachelle Denised rumah sakit itu.

Semua bingung. Dan kabarnya Nachelle Denise adalah karakter yang dibuat-buat cuma untuk mencari sensasi. Oke, disitulah semuanya merasa dikerjai habis-habisan.

Lalu, bagaimana dengan Aly?

Aly tidak semalang Nach. Dia sadar setelah koma hampir seminggu mungkin. Banyak yang bersuka cita dengan kabar ini. Herannya, Aly bisa langsung twitteran! wow hebat sekali mbak bule ini.

Sosok Aly ini juga belum pernah ditemui oleh temen-temen twitternya. Oleh karena itu, beberapa orang berusaha menemui Aly. Daaaaan semua yang respect dengan Aly merasa dibohongi setelah mendapat kabar bahwa Aly juga ternyata hanya sebuah karakter yang dibuat-buat.

Persis seperti Nach? Banget. :)