Book Your Blog!

Book Your Blog. Adalah satu event dari sebuah self-publisher dari kota Jogja, Leutika Prio. Event yang menjaring para penulis khususnya yang memiliki blog untuk membukukan tulisan-tulisan di blog-nya secara gratis ini berlangsung selama bulan September 2011. Leutika Prio sendiri adalah satu self-publishing yang menerima semua naskah tulisan tanpa seleksi seperti yang dilakukan penerbit-penerbit lainnya.

Tujuan utama dari event 'Book Your Blog' sih simple ya. Blog itu sudah marak sekali di kalangan masyarakat. Banyak yang mengapresiasikan momen atau perasaannya dengan ditulis di blog pribadinya. Terus, kenapa enggak kalo tulisan-tulisan yang banyak dituangkan di blog ini dijadikan buku? Karena faktanya banyak juga para blogger yang berambisi memiliki buku sendiri. Nah, Leutika Prio dengan berbaik hati mempersilahkan blogger-blogger yang berminat, untuk mendaftarkan diri supaya blognya dibukukan. Dari para pendaftar ini nantinya tentu akan dipilih lagi, mulai dari dilaksanakannya syarat & ketentuan, juga kelayakan blognya itu dijadikan sebuah buku.

Blog yang didaftarkan pun dibebaskan. Tidak terpatok pada satu tema tertentu. Jadi yang pasti banyak sekali yang berminat terhadap event ini. Termasuk gue sendiri hehehe. Baru tau di akhir September dari sini berkat pemberitahuan Kang Luzman, awalnya pesimis juga. Apa bisa blog yang isinya sungguh random dan tak tentu arah ini bisa dijadikan buku? Tapi ya mau bagaimanapun nantinya, gue sih coba-coba aja daftarin diri, gak ada ruginya. Alhamdulillah kalo keterima dijadiin buku, kalo enggak pun gue gak akan sampe berhenti nulis blog kok. hahaha.

Yuk rame-rame ikutan event ini, dan terbitin buku di Leutika Prio!

"Mamaaa.. Huhuhu.."

Ini kejadian waktu hari Selasa, 23 Agustus 2011. Sebuah penipuan yang meresahkan masyarakat sebangsa dan setanah air. Halah.

Jadi begini. Gue siang itu sekitar pukul 3 (ini masih masuk siang apa sore ya?) lagi gak berada di rumah, tetiba mendapat beberapa kali telpon (yang gak gue angkat) dan sms dari nyokap. Gue saat itu belum tau kenapa sampai dikontak bertubi-tubi gitu. Lalu gue bales lah sms dari nyokap. Gak telpon, karena gak ada pulsa buat nelpon. -_-

"Tunggu bu sholat dulu"

Lalu gue sholat ashar cukup gak karuan, karena mikir juga kenapa nyokap kayaknya penting banget gitu. Setelah sholat, barulah gue sms lagi,

"Kenapa bu?"

Saat itulah nyokap gue telpon.

Nyokap: Aa lagi di mana? gapapa kan? Kapan pulang?
Gue: Iya ini mau pulang kok.
Nyokap: Yaudah langsung pulang ya.
Gue: Iya, bu.

Gue pun langsung bergegas pulang. Maunya sih tancap gas kenceng-kenceng kayak Jorge Lorenzo atau Valentino Rossi biar cepet sampe, apa daya jalannya cuma bisa dilalui dengan kecepatan sepeda ontel.

Sesampainya di rumah, gue deg-degan. Masih belum tau apa yang membuat nyokap gue begitu khawatir akan anaknya yang mirip Christian Daratista ini, eh.. Bautista. Iya, Inul Bautista. lah kebalik-balik -_-

"Pis... hahahaha", kakak gue tiba-tiba negor sambil ketawa. Gue niatnya mau lari ambil air terus nyembur mukanya, takut dia kesambet. Tapi gak jadi. Ketawanya masih taraf wajar. Diceritainlah sama dia bahwa ternyata barusan nyokap dapet telepon dari seseorang yang mengaku polisi.

Gak lama nyokap nyamperin gue, bergerak menuju kursi, duduk, dan bercerita. Seperti Bu Kasur yang sedang akan mendongeng dihadapan anak-anak asuhnya. Beliau menceritakan percakapannya dengan 'polisi' tersebut. Kira-kira seperti ini.....


'Polisi': Halo selamat siang, kami dari kepolisian. Anak anda bersama kedua temannya kedapatan memiliki narkoba.
Nyokap gue shock, karena memang saat itu gue satu-satunya anak yang lagi di luar rumah. Tapi gak percaya begitu aja.

Nyokap
: Ini sekarang di mana? Motornya disimpen di mana?


Sampe sini gue sedih. Ternyata nyokap lebih khawatir sama motor daripada sama gue.


'Polisi'
: Di kantor polisi. Ibu namanya siapa? Anak ibu namanya siapa?


Nyokap
: Herawati. Anak saya Muhammad Hafizhuddin. Terus anak saya gimana?


'Polisi'
: Oh berarti bener. Barusan saya sudah kroscek dengan anak ibu. Dia di kantor polisi.

Nyokap: Coba sini saya mau bicara.

Diberikanlah telefon itu dari 'polisi' ke si 'Muhammad Hafizhuddin'.

'Muhammad Hafizhuddin'
: Mamaaaa... *sambil nangis* (lalu telefon itu diambil alih lagi sama si 'polisi'.)


'Polisi'
: Pokoknya ibu tenang aja, anak ibu sudah kami amankan.


Nyokap
: Gimana mau tenang, pak. Coba sini saya mau bicara lagi dengan anak saya.

'Polisi': Gini aja, barusan kami juga sudah menghubungi orang tua dari temen anak ibu. Mereka mau menyelesaikannya secara kekeluargaan. Jadi ibu bisa transfer uang *gue lupa nominalnya berapa* aja.

Dari sinilah nyokap gue udah curiga kalo ini cuma modus tipuan.

Nyokap
: Iya coba saya mau bicara dulu dengan anak saya.

Telefon pun kembali diberikan ke 'Muhammad Hafizhuddin'.

'Muhammad Hafizhuddin'
: Mamaaa....


DEG! Nyokap gue pun tersadar.


Nyokap: Sejak kapan anak saya manggil saya 'mama'?! (karena gue manggilnya Ibu. Bukan mama. huahaha)
Kemudian telefon pun ditutup dari sana.


Nyokap gue pun selesai bercerita. Kami tertawa. Dan membayangkan si penipu di sana berkata, "Kampreeeet... Salaaaah... malu guaaah...."

Setelah kejadian itu, setiap gue mau keluar rumah gue selalu bilang ke nyokap, "Ntar kalo ada telefon sejenis gitu lagi hati-hati aja ya, bu" :p

Nonton Timnas Lagi

Langsung aja ye, Selasa (06/09) lalu gue kembali ke SUGBK untuk menonton timnas Indonesia berlaga melawan Bahrain di babak kualifikasi Piala Dunia 2014. Seperti yang sudah diketahui, Sang Garuda kembali kalah dan terancam gagal ikut Piala Dunia.

Para suporter berdatangan dari berbagai penjuru dengan rasa optimis. Karena skuad Indonesia diprediksi mempunyai celah untuk mengalahkan Bahrain. Pertama, bermain di kandang sendiri. Kedua, hadirnya Boas Salossa yang diyakini bakal menambah daya gedor timnas setelah pada laga sebelumnya lawan Iran, Boas tidak masuk dalam tim. Ketiga, sejarah terakhir kedua tim di mana saat itu Indonesia berhasil mengalahkan Bahrain 2-1 di penyisihan grup Piala Asia 2007 di Jakarta.

Gue lagi-lagi datang bersama kawan seperjuangan dari Bogor, Octa, Febri, dan Eci. Sayangnya kita gak kembali mencoret muka seperti ini karena catnya gak dibawa. Kali ini kami dapet tiket kelas II. Posisi duduk untuk kelas II adalah belakang gawang.

Tapi gue dan Octa berencana untuk menyelinap masuk ke tribun kelas I yang posisi duduknya lebih enak menghadap ke lapangan. Dan berhasil. Gue dan Octa bisa masuk ke kelas I, sementara itu Febri dan Eci masih duduk di tribun kelas II. Sayangnya di sana itu komunikasi susah banget, sms pending, telepon juga gak dapet sinyal, mana handphone juga lowbat. Susah untuk nyuruh mereka pindah juga. Tapi akhirnya memanfaatkan secercah sinyal, mereka pun dapat dihubungi dan berhasil juga pindah ke kelas I. muehehe.


Jalannya pertandingan cukup menguras emosi. Seperti biasanya, tim-tim dari negara timur tengah selalu punya cara untuk memprovokasi lawannya. Diving lah, mengulur waktu lah, dan lain sebagainya. Gue, Octa, dan Febri pun udah gak mikirin hasilnya lagi. Kita sepanjang pertandingan berkali-kali ceplas-ceplos asal komentar. Membuat suporter kita yang di depan (cewek-cewek ABG) ketawa-ketiwi. Lumayan buat cari perhatian. :p

Tertinggal 0-2 membuat suporter kecewa. Petasan dan mercon bertebaran membuat pertandingan sempat terhenti entah berapa lama. Suporter yang udah males pun langsung berusaha meninggalkan kursi penonton untuk pulang. Kita pun akhirnya beranjak setelah menunggu sekitar 5 menit. Tapi gak langsung turun dan keluar stadion. Kita foto-foto dulu di depan sambil menunggu keputusan terakhir di pertandingan ini. Apa dihentikan aja atau dilanjutkan.

Saat gue lagi foto-foto gitu, di situ ada dua anak kecil lari-larian. Bolak-balik kayak gangsing. Membuat gue geregetan dan pengen foto bareng. Tapi begitu gue deketin dan bilang "dek, foto bareng yuk?", mereka nolak. Ya nasib.

Kemudian pertandingan dilanjutkan, sodara-sodara. Entah menyisakan berapa menit, kita masuk lagi dan menyaksikan sisa-sisa perjuangan timnas merah-putih. Hingga pertandingan selesai, skor masih tetap 0-2 untuk keunggulan Bahrain. Tapi bagaimanapun hasilnya, perut harus tetap terisi! Begitulah kira-kira apa yang ada dalam hati masing-masing dari kita. Maka dari itu bergeraklah gue dan kawan-kawan menuju gerobak-gerobak berisikan makanan.

Setelah dirasa cukup kenyang, kita pun memutuskan pulang ke Bogor. Gue dan Octa pulang naik motor, sedangkan Febri dan Eci entah naik apa. hahaha





---------------------------------------------------------------------------------