Sumber Air Tak Terawat, Jatinangor Bisa Gawat



Ada yang tau salah satu elemen tereksis di dunia? Yak, air! Liat aja, air mendominasi sebagian besar komponen di bumi kita ini. Air juga merupakan satu kebutuhan penting bagi semua makhluk hidup. Tapi sekarang faktanya di beberapa titik, air udah langka, terutama air bersih. Terus, apa jadinya kalau air bersih susah didapat?

5cm Menuju Bukit Sunyi


Postingan ini bukan berisi review film.

Gua, Muhammad Hafizhuddin, bukanlah golongan anak gaul yang senang nonton film terbaru di bioskop. Kalau pun ada film yang kepingin banget ditonton, gua gak maksain. Contohnya waktu film Negeri 5 Menara atau Perahu Kertas tayang, gua udah rencana pengen banget nonton di bioskop, eh tapi ujung-ujungnya gak jadi.
Mungkin kalian udah pernah baca beberapa postingan gua tentang film dan bioskop. Iya, film yang terakhir gua tonton di layar lebar adalah Transformers 3. Tapi itu sebelum gua ketemu temen-temen yang dengan mudahnya ngajak gua nonton ke Twenty One dua kali dalam rentang waktu lima hari.

5cm memang film yang membuat gua tergiur untuk hadir menonton bareng puluhan orang dalam satu studio. Apalagi gua sempet ikut roadshow-nya pas cast 5cm datang ke Fikom Unpad. Tapi seperti yang udah dikatakan, sebagaimana pun besarnya keinginan untuk nonton, gua gak akan maksain. Kalau kelewat, film-nya juga nanti bakal tayang di tv swasta.

 


"Foto ID Card Selalu Jelek"


Tanggal 18 November 2012, gua genap berusia 20 tahun. 20 adalah tanda sudah dewasa dan 20 adalah nomor punggung Robin van Persie di Manchester United *yaterus?*.  Eh, pada doain gua dong supaya di usia gua yang segini ibadahnya tambah rajin. Okeh? Aamiin!
Sampe tahun ke 20 ini gua belom pernah nyoblos buat milih kepala daerah. Karena gua dapet KTP di waktu yang emang lagi ga ada pemilu. Mungkin tahun depan, pilgub Jawa Barat adalah debut gua untuk ikut pemilu. Ceileh.

Eniwei, ngomongin KTP, kalian pada tau ga sih sering ada yang bilang, ‘foto idcard itu selalu jelek’? Dan gua merasa benar demikian adanya. Atau mungkin kalian semua juga merasa gitu? Hahaha. Sekarang gua cuma punya tiga idcard yang ada fotonya. KTP, KTM, dan paspor. Gua akan beberkan foto-foto idcard-nya.

Dzuhur di Hari Jumat

Tulisan di bawah ini bukanlah contoh yang baik bagi generasi soleh-solehah penerus bangsa negara dan agama.

Tiap Jumat, jadwal kuliah gua mulai jam tujuh cuma diisi dua matkul membosankan, yaitu Statistika Sosial (yang gua ga pernah ngerti materinya) dan Fotografi (yang belom pernah praktek sama sekali). Hari Jumat (09/10), gua keluar kelas lebih cepet, berhubung saat itu Fotografi cuma UTS. Yang biasanya sampe jam setengah dua belas, ini cuma sampe jam sebelas. Jadi ada jeda waktu lebih panjang dari biasanya sebelum sholat Jumat.

Gua beserta kedua temen sepermainan, Wildan dan Ajis, pekan-pekan terakhir lebih memilih buat sholat di masjid deket kosan Wildan, yang memang ga terlalu jauh juga dari kampus. Alasannya apalagi kalo bukan 'ceramahnya lebih cepet'. Dan tiga manusia ini pun menuju kosan Wildan buat simpan tas. Di sana laper melanda, dan agak ragu entah mau makan dulu atau mendingan ke masjid dulu buat sholat. Berbekal quote klise berbunyi, 'mending makan dulu, biar sholatnya nanti ga kepikiran makanan karena laper', kita memutuskan untuk rebus mie.

Sekelebat Inpo tentang Fikom Day

Tiga postingan terakhir mbahas Fikom mulu. Gapapa lah, di-enjoy-kan sajah.

Jadi ceritanya tahun ini Fikom Unpad udah memasuki tahun ke-52. Nah, sejak awal Oktober 2012, banyak diadakan kegiatan Dies Natalis yang diawali dengan symposium selama dua hari. Ada juga turnamen olahraga semacam futsal, basket, dan buluketek bulutangkis, yang diikuti oleh seluruh elemen masyarakat (halah) Fikom Unpad mulai dari mahasiswa, dosen, staf, satpam, dan semuanya. Puncaknya yaitu kemarin, tanggal 13 Oktober 2012 yang disebut sebagai Fikom Day.

[part 2] FIKOM SATU!

FIKOM SATU! FIKOM! FIKOM! FIKOM!

Yel-yel itu bergema di lapangan futsal Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran. Ya, Alhamdulillah gua masuk Fikom Unpad lewat jalur SNMPTN 2012.

Hoki. Gak pernah gua duga sebelumnya bakal lolos. Banyak orang yang mau ikut SNMPTN harus les intensif segala, sedangkan gua enggak sama sekali. Ketika itu gua sempet ngetwit, “Kayaknya komputer aja ketawa meriksa kertas ujian gua”. Di situ gua gak yakin dan gak terlalu berekspektasi buat lolos SNMPTN.

Ospek fakultas pada hari Kamis tanggal 2 Agustus 2012 itu dimulai pukul 05.00 WIB. Banyak mahasiswa baru (maba) yang masih ngantuk karena abis sahur dan suhu udara di Jatinangor dingin banget jam segitu. Tapi apa boleh buat, senior-senior sudah dikondisikan untuk galak dan maba gak berani ngeyel atau mengelak. Oh ya, seluruh maba laki-laki rambutnya harus dibotakin. Dan saat semua berkumpul, kami terlihat seperti rombongan jamaah haji. Labaikallahumma laibaik!

Ketika baris, senior mengharuskan kami untuk bersikap sempurna layaknya anak pramuka. Tapi gua jawab dengan tegas, “Maaf, kak! Saya tidak bisa sikap sempurna! Karena kesempurnaan hanya milik Allah subhanahu wata’ala!”. Tapi boong. Ntar gua disangka Bunda Dorce. Kan gak cihuy.

Semua berjalan layaknya ospek biasa, ada tim senior yang tugasnya muji dan baik-baikin, ada tim senior yang tugasnya bentak dan galak-galakin, ada lagi tim senior yang tugasnya muji sekaligus ngebentak juga. Tim terakhir ini selalu nongol di akhir ospek tiap hari buat ngasih tugas berupa karya tulis. Dan kadang itu gak manusiawi. Tugas banyak dan harus selesai keesokan harinya. Tapi ini semua belum seberapa, nanti pada waktunya kalo gua udah jadi jurnalis (aamiin) mungkin pressure-nya bakal lebih parah. Glek!

Ospek pun berakhir di hari ketiga. Enggg, sebenernya masih bakal terus berlanjut sih, tapi setelah libur lebaran. Ya doain aja semoga ospek ke depannya berjalan lancar. Juga termasuk perkuliahan gua nantinya lancar selancar-lancarnya kayak jalan tol di tahun 1832, dan cepet lulus. Lulusnya dengan gelar sarjana loh yak, bukan karena di drop out!

[part 1] Next Stop!

Hola.. Como Esta?

Salah satu kalimat sapaan latin yang gua pelajari dari Dora The Explorer. Terlihat cemen.

Selama seminggu gua udah gak pernah tau berita yang lagi tren. Seperti ciamiknya Usain Bolt di Olimpiade London 2012 dan berjayanya klinik Tong Fang di tanah air. Ini semua gara-gara ospek kampret. Eh, tapi menyenangkan kok! *langsung diralat, takut ditoyor senior*

Di saat temen-temen yang seumuran udah mau masuk semester 4 di perkuliahan, gua baru jadi mahasiswa tahun ini. Gua yang memutuskan sekolah dengan program Homeschooling (sehabis ‘nyobain’ setaun di SMA negeri), harusnya sih tahun lalu udah bisa kuliah. Tapi telat daftar ujian paket C, jalan satu-satunya anak homeschooling buat dapet ijazah setara SMA. Jadinya gua daftar untuk ujian di bulan Oktober 2011. Dan Alhamdulillah, walaupun gak belajar dengan giat dan gak pernah makan sozis so nice menjelang ujian, gua bisa lulus dengan beberapa nilai mata pelajaran yang pas-pasan. Muihihihi.

Selanjutnya yang perlu dipikirkan adalah kampus mana yang harus gua pilih untuk kuliah. Dari awal gua udah gembar-gembor bakal pilih jurusan IT. Maka gua carilah info-info mengenai kampus mana aja yang ada jurusan IT-nya. Pilihan gua jatuh ke universitas swasta di daerah Margonda. Sampai saat itu sama sekali gak berpikir mau kuliah di perguruan tinggi negeri. Sama sekali.

Tapi gua tetep nyari info. Karena ternyata gua masih bingung menentukan jurusan antara Sistem Informasi atau Manajemen Informasi. Gua sendiri cuma tertarik buat nyentuh seputaran web doang gara-gara pernah kursus web design. Fakta lainnya, nyokap gua gak menyarankan untuk ambil kuliah di daerah Jakarta mengingat sebegitu peliknya kota tersebut terutama kekacrutan dalam transportasi, dalam hal ini KRL yang bisa bikin orang ganteng berubah jadi bandeng presto begitu keluar dari gerbong. Mau ngekos pun sayang banget karena jarak Bogor-Jakarta (atau Depok) itu gak jauh-jauh amat, cuy.

Meskipun tidak ada paksaan dan tetap menyerahkan keputusan sepenuhnya kepada gua, nyokap menyarankan gua kuliah di Bandung. Walaupun lebih jauh, tapi di sana banyak keluarga nyokap yang membuatnya gak terlalu khawatir. Sementara, berkat iklan sebuah kampus IT di koran pagi, bokap menyarankan gua kuliah di Jogja. Beliau menganggap Jogja adalah tempat pendidikan yang nyaman dan biaya hidupnya tergolong murah. Faktanya emang begitu, kan.

Di tengah kebingungan melanda, sementara saat itu sudah bulan Mei (harusnya gua udah daftar kuliah!), gua pun memutuskan untuk melupakan IT dan beralih ke DKV (Design Komunikasi Visual). Gua dapet wangsit setelah mengingat sodara gua kuliah di jurusan DKV sebuah universitas swasta di daerah Dipati Ukur Bandung. Dan emang gua tertarik dengan design meskipun masih kacrut. Maka bulatlah sudah keputusan gua untuk mendaftar di universitas tersebut. Sampai saat itu sama sekali masih belum berpikir mau kuliah di perguruan tinggi negeri. Sama sekali.

Singkat cerita setelah daftar, ternyata uwa gua menyarankan supaya gua coba peruntungan di SNMPTN untuk masuk Universitas Padjadjaran. Di situlah gua mulai goyah. SNMPTN? Unpad? Sepulang daftar dari Bandung gua pun mencari informasi bagaimana cara ikutan SNMPTN dan apa aja jurusan yang menarik di Universitas Padjadjaran. Setelah kasak-kusuk, ternyata pendaftaran untuk ikut ujian tulis SNMPTN masih terbuka dan gua pun memilih Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran sebagai target utama.

Rebutan Rumah Gratis!

Temennya temen gua, sebut saja David Beckham sebagai nama samaran, belum lama ini nikah di usia muda. Satu hal yang patut diapresiasi, karena dengan menikah muda, tentu akan ada beban yang cukup berat. Tapi mereka gak begitu khawatir, makanya berani nikah muda.

Tapi masalahnya, si David Beckham belum punya tempat tinggal sendiri. Biaya bikin atau beli rumah itu kan gak sedikit. Nyari kontrakan juga katanya sih belum ada yang cocok lokasinya. Jadi sekarang mereka masih 'numpang' di rumah orangtuanya.

Gua yang saat itu sedang online, inget rumah123.com dan langsung buka situsnya. Mungkin aja bisa bantu cariin. Cuma tau itu aja sih situs properti di Indonesia yang udah ternama. Di situlah orang dengan mudah cari rumah, ruko, apartemen, atau juga tanah. Kita juga bisa cari sesuai lokasi dan kriteria yang diinginkan. Mantep banget kan.

Tanpa gua duga sebelumnya, ternyata rumah123.com lagi ngadain kontes 'Rebutan Rumah Gratis' yang mempunyai total hadiah senilai 500 juta rupiah. Sangat menggiurkan. Ini menjadikan Rebutan Rumah Gratis, yang diselenggarakan dari tanggal 1 Mei - 31 Agustus 2012, sebagai kontes online terbesar yang diadakan situs online properti di Indonesia. Belum ada situs sejenis yang adain kontes begini.

Tagline-nya juga unik. Rebutan rumah semudah 1-2-3. Yang berarti memang cara dapetin rumahnya gak susah. Lain lagi kalo tagline-nya gak cuma sampai hitungan 3, tapi sampai 3.000.000 (tiga juta) gitu. Kan kebayang susahnya. Dan namanya bukan tagline lagi, tapi udah jadi satu paragraf. Maka dari itu, selain menghubungi si David Beckham, gua juga curi keempatan untuk ikutan kontes ini. Ya syukur-syukur kalau ternyata menang. Muehehehe.

Jadi, semua warga negara Indonesia boleh ikut kontes Rebutan Rumah ini. Semua punya kesempatan sama buat dapat a place to call home alias rumah. Yang terpenting sih bersedia ikutin cara atau langkah sesuai prosedur. Itu pun sangat mudah banget. Pokoknya kalau yang mau ikutan, coba aja. Tapi perhatikan dulu syarat dan ketentuannya.

Syarat:

  • Kontes ini terbuka untuk umum.
  • Kontes ini hanya dapat diikuti oleh setiap warga negara Republik Indonesia.
  • Semua peserta wajib memiliki KTP yang sah, dengan masa berlaku aktif selama periode kontes ini berlangsung.
  • Peserta wajib memiliki satu alamat email yang benar, sah, valid.
  • Kontes ini tidak dapat diikuti oleh Karyawan PT Web Marketing Indonesia, keluarga karyawan, agency dan pihak-pihak yang terkait secara langsung dengan kontes ini.

Nih, gua coba tulis beberapa langkah untuk meraih rumah tersebut. Ceileh meraih. Buka dulu http://rumahgratis.rumah123.com, terus klik tombol "Menangkan Rumah Anda Sekarang".

Oke, langkah pertama, cukup nge-like fan page-nya Rumah123 yang ini di Facebook, dan juga follow twitternya di sini.

Langkah kedua, registrasi data diri kamu. Gampang kok, cuma seputar nama, email, nomor identitas (harus KTP), nomor telepon. Gak akan ditanyain hobi, makanan favorit, atau minuman favorit, apalagi motto hidup. Tenang.

Nah, langkah terakhir tinggal cari deh rumah target kamu. Carinya ya di website rumah123.com dong, gak usah nyari langsung ke lokasi, repot bener. Kalo udah ngerasa cocok sama rumah tersebut, liat IDlisting-nya terus masukin deh ke kolom yang tersedia dan klik tombol kirim.

Kalo udah selesai, nanti bakal dikirim email yang isinya nomor registrasi. Email itu harus dicetak buat bukti sebagai peserta. Terakhir, rekomendasiin kontes ini ke minimal 5 teman. Enggak harus teman sih, istilahnya kerabat lah. Semakin banyak merekomendasikan, semakin besar peluang buat jadi 123 finalis. Sip!

Ini ada jadwal kontesnya, tahap dari awal sampai akhir. Biar gak ketinggalan.

1 Mei ~ 31 Juli 2012

  • Kontes dimulai pada 1 Mei dan ditutup pada 31 Juli 2012.
  • Pada periode kontes ini peserta melakukan “3 Langkah Mudah”.

1 Agustus 2012

  • Panitia mengumumkan nama 123 orang Finalis yang telah diundi dihadapan Departemen Sosial, Notaris dan Pihak Kepolisian.

6 ~ 24 Agustus 2012

  • Panitia memberikan tantangan kreativitas bagi 123 orang Finalis.

27 ~ 31 Agustus 2012

  • Panitia dan Dewan Juri menilai hasil karya tantangan kreativitas dari 123 orang Finalis.

15 September 2012

  • Pengumuman nama para Pemenang Hadiah Utama dan Hadiah Hiburan.
Baiklah, semoga pada bisa ikutan ini, dan siapa tau bisa menang rumah gratis. Eh, gua aja deh yang menang ya. Wohooo!

London Menyambut Olimpiade 2012

Olimpiade 2012 akan berlangsung sebentar lagi, terhitung mulai tanggal 27 Juli - 12 Agustus 2012. Tapi gaungnya sedikit kurang meriah mengingat saat ini euforia masyarakat luas tertuju pada Euro 2012. Bahkan warga London, yang notabene sebagai tuan rumah Olimpiade kali ini pun tidak terlalu antusias. Wah kok gitu?

Menurut tayangan video dari VOA berjudul "Warga London Tidak Antusias Menyambut Olimpiade" (09/06), besarnya biaya yang dikeluarkan menjadi salah satu alasan sebagian masyarakat London tidak menyukai Olimpiade ini. Mereka menganggap bahwa uang-uang yang dipakai untuk event tersebut seharusnya bisa digunakan untuk hal-hal lainnya. Ada pula yang mengatakan kalau kota London sudah cukup sibuk selama ini, apalagi jika Olimpiade diselenggarakan. Tidak bisa terbayangkan ramainya ibukota Inggris tersebut.

Yang juga tidak menarik minat adalah maskot yang terlihat konyol dan merchandise Olimpiade 2012 itu sendiri. Terbatasnya tempat-tempat penjualan membuat merchandise sulit dicari. Pihak penyelenggara memang sengaja menjual merchandise official di toko-toko yang memiliki lisensi resmi. Tapi memang ada baiknya, karena distribusi barang jadi terkontrol dan lebih selektif. Kalau dijual bebas mungkin saja nanti akan ada merchandise palsu yang kualitasnya buruk. Tentu akan mengecewakan konsumen.

Wenlock dan Mandeville, maskot Olimpiade London 2012

Tapi di sisi lain tentunya banyak juga kok warga London yang antusias dan tak sabar menunggu Olimpiade 2012. Mereka bangga bahwa kotanya bisa menyelenggarakan event olahraga terbesar ini. "Saya akan mengatakan 'Saya ada di London saat Olimpiade diselenggarakan'", kata salah seorang warga. Tentu saja kota ini akan memiliki atmosfer luar biasa dan akan terasa beda dengan London di hari-hari biasa.

Karena event ini positif, gak ada salahnya warga mendukung penuh terselenggaranya Olimpiade 2012. Apalagi saat event berlangsung, pasti banyak warga dari pelosok dunia akan menginvasi kota London. Sebagai tuan rumah mereka harus menjadi panutan dan contoh untuk warga negara lain bagaimana cara menyambut dan memperlakukan tamu dengan baik dan ramah.

Tidak lupa, kita juga sebagai warga negara Indonesia harus mendukung perjuangan atlet-atlet kita di Olimpiade nanti. Semoga mereka mampu mempersembahkan yang terbaik dan mengharumkan negeri ini.

(sumber gambar via london2012.com: Newcastle and Gateshead - Wenlock & Mandeville)

Ditodong

Halo halo halo woi woi woi huba huba huba!
Heboh banget. Ini gara-gara Kamis kemaren (14/06) hape gua dicomot anak alay di depan kompleks Senayan. hahaha kampret emang. Ceritanya begini.... *backsound jingle Paddle Pop*

Hari Kamis gua dikabarin temen kalo gua bisa dateng nonton Indonesia Open 2012 di Istora Senayan karena tiketnya udah ada. Setelah laporan dan izin ke orang tua, maka berangkatlah gua ke Jakarta dengan menggunakan KRL. Seperti biasa kalo mau ke GBK selalu naik KRL sampe Stasiun Kota dan lanjut naik TransJakarta sampe shelter Gelora Bung Karno.

Begitu juga dengan saat itu. Ketika gua udah sampe depan GBK, dan baru turun dari jembatan penyebrangan, di situlah dua orang nyamperin gua. Mereka juga ngenalin diri segala. Yang ceritanya jadi korban namanya Deni. Temennya Blek.

Dari awal gua udah sangat yakin banget sekali kalo itu adalah orang-orang yang mau ngerampas gua dengan modus-modus yang ga masuk akal. Mereka nuduh gua salah satu komplotan yang nyerang si Deni pake batu bata di deket fX. Men, gua baru banget turun dari TransJ. Dan secara logika, kalo gua nyerang mereka ya otomatis gua akan kabur jauh-jauh. Gua berusaha membela diri. Tapi semakin gua membela diri, mereka makin gak seneng.

"Lu gak usah ketakutan gitu, emang gua mau ngapain?! Gua cuma dapet laporan, lu temennya yang nabok gua pake bata. Baju merah terus pake jaket kayak lo gini."

Jelas aja gua terus membela diri dan bilang tujuan gua dateng ke sana. Dia makin sok dan ancang-ancang mau ambil piso dari balik kantong belakang celananya. "Kalo gua udah kalap sih udah gua tusuk lo."

Sebenernya di sana banyak juga orang lewat dan ngeliat kejadian itu karena TKP-nya di pinggir jalan. Entah pada cuek, entah gak ada yang curiga, entah gak berani, jadi ya gua terus dicecer sama anak alay.

Gua sempet disuruh tulisin alamat lengkap sama nomor hape di bungkusan rokok. Dan dia udah siap pulpen gitu. Lalu gua ditanya asal orang tua. Sebagai orang jujur dan berbudi pekerti luhur ya gua jawab dengan terus terang.

"Bokap asli Bogor, nyokap Bandung."

"Oh Bandung! pantesan ... (gua lupa dia ngomong apa. entah belagu, atau apa yang jelas di sini dia merendahkan). Berarti lu anak Piking ya."

"Hah? apaan?"

"itu Piking yang suka ribut ama dejek."

Untungnya masalah ini gak diperpanjang. Sebenernya gua bisa aja bersikap ofensif dan ambil kesempatan buat kabur. Tapi sebagai pendatang gua mesti sadar diri. Bisa aja di area situ memang ada komplotannya yang udah siap melumpuhkan gua dengan segala cara kalo gua kabur. Gua ke Jakarta bukan mau setor nyawa sih. Biar deh barang gua diambil juga.

Pada akhirnya gua disuruh masukin jaket sama hape ke dalam tas gua sendiri. Mereka bilang cuma buat diamanin, soalnya biar ntar di pintu 1 (depan Hotel Atlet Century Park) gua gak akan diapa-apain sama temen mereka yang lagi ngumpul di sana. Udah gua masukin, si Deni ambil alih tas gua, dan dia yang berusaha teken-teken jaket sama hape biar lebih ke dalam lagi. Padahal gua udah yakin saat itulah momen dia untuk ambil hape dari dalem.

Si Blek di sini berfungsi untuk mengalihkan perhatian gua. Dia kasih gua kabel ties, yang biasa buat iket spakbor di motor. Diiketkanlah kabel itu dipergelangan tangan kanan gua. Tolong jangan ada yang bilang ini momen romantis.
Kabel ties semacam ini yang diiketin ke tangan dan tas gua

Blek nyuruh gua untuk perhatiin pas dia ngiket tangan sambil suruh bantuin. Sementara Deni terus berusaha nyari kesempatan buat ambil hape. Ada momen di mana setelah merogoh-rogoh isi tas, tangan Deni langsung diumpetin ke belakang, tapi seolah dia mau ambil piso sambil masih ngancem gua. Yakinnya sih pas di situlah hape udah ada di belakang celana dia.

Kemudian tas gua diiket pake kabel ties itu sehingga sletingnya ga akan bisa kebuka. Gua disuruh segera pergi ke Istora, dan kalo ada temennya yang cegat gua harus bersikap sopan dan bilang kalo gua udah diamanin di depan sama Deni dan Blek.

Berjalanlah gua dengan langkah yang sedikit gontai ke arah pintu 1. Dan gua udah pasrah dengan apa yang terjadi. Sempet gua laporan ke satpam di pintu 1, tapi ga ada yang bisa mereka lakuin. Gua cuma minjem hape salah satu dari satpam itu buat kabarin ortu di rumah.

Setelah itu gua masih bisa masuk nonton Indonesia Open setelah kontak temen gua via twitter pake gadget yang gua pinjem dari salah satu kru Indonesia Open di sana. hehehe.

Buat kalian terutama yang memiliki tampang cengok polos dan berpotensi diapa-apain orang kayak gua, jangan sering-sering jalan sendirian di Jakarta. tetap waspada, karena ibu kota bener-bener gak memberikan rasa aman bagi penduduknya. Entah Foke dan polisi-polisi terlalu sibuk ngapain.

Ngandang di Siliwangi

Tanggal 2 Juni gua harus ke Bandung untuk mengikuti ujian masuk Unikom pagi hari dan di hari itu pula sorenya Persib akan bertanding di Siliwangi. Tentu itu adalah kesempatan nonton langsung ke stadion yang tidak bisa gua hindari. Maka 2 hari sebelumnya gua udah pesen tiket Persib ke mang @masbox, dedengkot Bobotoh Kaskus.

Pada hari Sabtu itulah, setelah mengerjakan soal-soal ujian, akhirnya gua bisa nonton Persib di Siliwangi. Uhh cenengnya. Sebenernya pernah nonton Persib, tapi di si Jalak Harupat pas lawan Persita di tahun 2008. Pernah juga ke Siliwangi, tapi waktu nonton uji tanding timnas Indonesia vs Yaman di tahun yang sama. Dibanding Stadion si Jalak Harupat yang memiliki kapasitas penonton lebih banyak, Stadion Siliwangi dianggap lebih istimewa untuk kebanyakan bobotoh. Pokoknya atmosfernya berbeda gitu deh.

Di pertandingan yang sekaligus menjadi satu persembahan untuk Alm. Rangga Cipta Nugraha (korban pengeroyokan di GBK 27 Juli lalu), Persib tampil sangat termotivasi sehingga bisa taklukan Mitra Kukar dengan skor telak, 5-0. Tiga gol dicetak di babak pertama lewat kaki Radovic, Atep, dan sundulan Noh Alamsyah (Along). Dua gol lainnya disumbang di babak kedua oleh Marcio.




Performa tim yang terus membaik dan konsisten diharapkan dapat membawa Persib Bandung terus melesat ke 3 besar sambil berharap tim lain terpeleset. Kabar baik lainnya, gua diterima kuliah di Bandung. Dengan begitu, akan banyak kesempatan untuk gua bisa berkumpul dan nonton Persib bareng akang-akang Bobotoh Kaskus yang penuh gelora dan cemungudh.


(photo by: mang @ichalviking)

Mengembara

Sudah hampir dua bulan gua tinggal di Pare-Kediri. Kalo ada yang belum tau kenapa gua bisa ada di sini, gua lagi ikutan program pertukaran antara pelajar dengan rokok kretek. Bhahahak kagak deng. Di Kediri emang terkenal dengan Gudang Garam, produsen rokok yang cukup besar. Tapi bukan itu alasannya.

Gua di Kediri dalam rangka belajar bahasa Inggris selama 3 bulan. Tepatnya di daerah Pare, ada sebuah desa bernama Tulungrejo yang disebut dengan Kampung Inggris. Wow, apa itu? Kampung para Bule? Kampung bernuansa British?

Sebutan 'Kampung Inggris' diberikan karena di daerah ini terdapat banyak tempat kursus bahasa Inggris. Ralat, buaaaaaanyak tempat kursus bahasa Inggris. Itu sebabnya desa ini lebih tepat disebut 'Kampung Kursusan Inggris' mungkin.

Sebelum gua ke sini, banyak yang bilang Kampung Inggris ini memang dikondisikan semuanya menggunakan bahasa Inggris. Baik yang belajar, pengajar, warga setempat seperti penjaga warung, tukang bakso, tukang gado-gado, atau tukang becak.

Tapi nyatanya gak seperti itu. Semua normal. Pertama gua sampai, tukang becak masih bicara pake bahasa Jawa. Kalau ada yang ngomong bahasa Inggris, kemungkinan dua; 1. memang jago, 2. Kemasukan arwah John Lennon.

Jika lo berniat kursus di sini, minimal ambil program 2 minggu atau sebulan lah. Karena sayang kalau jauh-jauh ke Pare cuma seminggu. Mending kursus di kursusan dekat rumah lo aja sono! Loh maaf, kok malah emosi. -_-

Kadang banyak pilihan itu enak, tapi kadang membuat bingung. Kata orang sih di sini ada sampe 100-an tempat kursus Inggris. Itu sih kata orang lain ya, gua mah gak ngitung. Ribet.

Seperti layaknya Yin dan Yang, di daerah sini terbagi menjadi dua bagian. Ada bagian Barat dan Timur. Nyambung gak sih? Ya pokoknya gitu. Setau gua, wilayah barat dan timur dibatasi oleh sebuah sungai.

Di bagian barat bisa dibilang pusat keramaian. Terdapat lebih banyak tempat kursus dibanding di timur. Juga banyak tempat makan dan harganya relatif lebih murah.

Nah, gua sendiri ambil les di DECFN (Dynamic English Club Flamboyan 9) yang berada di daerah timur. Situasi yang berbeda dengan barat, di sini bisa dibilang lebih sepi karena tempat kursusnya masih bisa dihitung dengan jari tangan dan jari kaki. Kalo kurang, minjem jari temen. Walaupun sepi tapi lingkungannya cukup kondusif. Cukup mudah juga bersosialisasi dengan warga sekitar sini.

Untuk lokasi hiburan di Pare, mungkin gak banyak. Di daerah barat dekat dengan yang namanya Garuda Park. Gua belum tau nikmatnya nongkrong di sana. Yang gua tau di sana ada semacam patung garuda. Gak terlalu besar tapi gak kecil juga. Kalo kecil mungkin namanya patung perkutut. Dan, yak... Nama tempatnya jadi Perkutut Park. Whatever.

Sementara jika di timur, mengarah ke selatan, ada Alun-Alun Pare. Tempat nongkrong-nongkrong yang dihiasi banyak pedagang. Kalau mau agak jauh lagi, ke arah utara ada Surowono. Di sana ada candi, goa, dan kolam renang. Tiket masuknya juga murah. Cuma 3.000 rupiah. Apa? Mau yang lebih jauh lagi? Ke Lumpur Lapindo sekalian gih.

Atau di Kediri pun ada sebuah bangunan terkenal mirip L'Arch de Triomphe yang ada di Prancis. Orang-orang menyebutnya Simpang Lima Gumul (SLG). Di dekatnya situ ada WaterBoom.




Cukup ya? Oke, sekadar saran buat yang mau ke sini.

- Seperti yang gua bilang, mending ambil program yang jangka waktunya agak lama biar gak nanggung. Cuma bisa seminggu? Yaudah gua ngerti kok, tapi nanti jangan diulang yah (?)

- Kalau bisa, cari kursus yang juga menyediakan camp. Jadi lo gak nge-kos. Di camp itu selain tempat istirahat, juga ada program tambahan dan biasanya diharuskan berbahasa Inggris dalam keseharian. Lumayan untuk menunjang dan membiasakan diri.

- Datanglah ke sini bersama teman. Gak harus sih, tapi ini cukup penting untuk membantu proses adaptasi dan belajar. Di lingkungan baru kan kadang kita butuh teman yang udah dikenal biar enak. Kalaupun cuma sendiri, jangan khawatir selama masih ada aku di sini. Emmuach! *sediain ember buat yang mau muntah*

- Buka website http://kampung-inggris.com/ untuk info lebih lanjut.

Sampai di sini saja review-nya, SEKIAN DAN TERIMA KASIH SAYANG!