Berbagi (PART II)

[Lanjutan PART I]

Nah setelah gue berada di GOR Sleman itu gue diajak untuk langsung naik ke atas (ya kalo naik emang ke atas pis!) ditemani satu orang dari tim PMI Malang bernama Mas Gufron. Jadi gue dibawa ke batas 10 kilometer dari gunung Merapi. Serem? Pastinya. Awalnya sih gue sok berani gitu, tapi pas begitu mobil terus melaju ke atas gue tiba-tiba dag-dig-dug dan sesekali nyengir sendiri.

Akhirnya gue sampai ke perbatasannya itu. Di sana ada beberapa polisi pemberani. Kenapa gue bilang pemberani? Ya lo bayangin aja kalo tiba-tiba wedhus gembel keluar lagi, apa yang terjadi pada para polisi itu? weh Naudzubillah..


Lalu gak cukup sampai di situ, kita dibawa lagi ke tempat yang suram. Sebuah dusun di Kepuharjo di daerah Cangkringan, Sleman, yang 'menghilang' akibat dari letusan gunung Merapi tanggal 25 Oktober 2010 kemarin itu. Di sana yang ada hanya hamparan luas debu vulkanik yang sudah mengeras. Terlihat juga pepohonan yang hancur terbakar. Parah banget deh itu. Gue gak kebayang gimana kondisi orang-orang saat kejadian. Dan siapa yang tau kalo di lokasi yang gue injek-injek itu masih ada mayat yang belum diketemukan. Sekitar 15 menit berada di tempat itu, gue pun mesti turun lagi.


Karena waktu yang mepet, setelah kita mengantar Mas Gufron kembali ke barak pengungsian kita pun memutuskan untuk langsung pulang. Sebenernya gue pengen lebih lama lagi di sana. Beneran deh. Dan bahkan sampai saat inipun kalau ternyata kondisi di sana masih memprihatinkan, gue berniat ke sana lagi. Bukan sekadar menyerahkan sumbangan kayak sebelumnya tadi, tapi juga ikut membantu saudara-saudara di sana.

Makanya gue sangat menyayangkan kalo orang-orang di daerah Jogja dan sekitarnya yang tidak ikut terkena musibah hatinya tidak tergerak untuk ikut membantu. Karena sebenarnya di tempat pengungsian masih banyak membutuhkan relawan. Jadi kalo seandainya raga lo masih kuat untuk membantu, kenapa nggak?

Tidak ada komentar: