Nama adalah Doa

Mana di antara dua pernyataan di bawah ini yang Anda percaya?
#1: Apalah arti sebuah nama.
#2: Nama adalah doa.

Gimana? Yang #1 atau #2?
Mungkin berdasarkan kesotoyan gua, mayoritas memilih pernyataan #2. Ya contoh kongkritnya adalah ketika sepasang suami-istri meberikan nama 'Hercules' kepada anaknya, dengan harapan si anak menjadi sosok kuat yang hanya bisa takluk jika bulu keteknya dicabut. Atau mau gedenya jadi preman Tanah Abang. Entahlah.



Gak sedikit juga band yang namanya memuatkan doa maupun harapan. Misalnya, 'Led Zeppelin'. Band rock yang gak pake rok ini punya filosofi bahwa aliran musiknya seperti balon udara Zeppelin, berat tapi megah. Atau Kangen Band yang memiliki harapan band-nya selalu dikangenin orang-orang. Ah kan, gua jadi kangen sama Kangen Band. *uopooo*

Temen-temen gua yang suka main musik, berinisiatif untuk membentuk band yang kadang serius dan sering bercanda. Tapi bukan berarti pembawaannya kayak band Teamlo. Nama yang tercetus di awal adalah 'The Ciburial', karena kami tergabung dalam geng tersangar di dunia bernama 'Ciburial' atau disingkat 'Cibs'. Sangar kan? (Kalian bisa liat postingan tentang geng ini di sini)

Terbentuklah Ciburial dengan member Galuh sebagai vokalis, Alif sebagai gitaris, Wildan sebagai gitaris, Azis sebagai basis, Reinhard sebagai drummer, dan gua sebagai pemain cadangan. Kalo stand mic rusak, gua yang pegangin mic. Ya gimana, gua gak bisa main musik (kecuali ngocok botol yakult) dan gak bisa nyanyi. Paling apal cuma lagu Indonesia Raya sama theme song AFI.

Pada akhir November 2012, kampus gua ngadain acara makrab buat mahasiswa baru. Diadakanlah audisi band, yang terpilih bakal manggung di situ. Kami mencoba peruntungan dengan mengikuti audisi itu. Posisi Azis sebagai basis ditempatin Galuh, karena Azis lagi sakit. Sementara gua dijadiin vokalis. Ya dari kalimat sebelum ini juga kalian sudah tau bahwa pada akhirnya kami gagal lolos.

Akibat tidak lolosnya ini, kami pun berencana mengganti nama band. Dengan keadaan mabok brownies talas, gua mengusulkan nama 'Always Play In Studio'. Selain karena memang kita baru bisa main di studio musik doang, nama ini juga kece banget kalo disingkat *evil laugh*. Entah pada mabok brownies talas juga atau enggak, mereka setuju dengan nama itu. Jadilah APIS sebagai nama band kami.
Selain karena memang kita baru bisa main di studio musik doang, nama ini juga kece banget kalo disingkat

Akhir April 2013, UKM musik di kampus gua ngadain festival musik bertajuk British Invasion. Dari semua yang tampil bakal ada satu band yang dipilih juri sebagai pemenang. Pastinya APIS semangat dan gak mau ketinggalan untuk ikut acara ini. Sang drummer, Reinhard berencana main di dua band berbeda. Tapi menurut peraturan, itu gak boleh. Reinhard nampaknya sadar, dan dia lebih memilih tampil bersama band lain. APIS pun kembali gagal.

Memang benar, nama band ini tidak bisa membawa kami jauh, sebatas main di studio saja. Kami pun sempat berpikir untuk mengganti nama menjadi 'Always Play In Stage'. Yang kalo disingkat, errrr... tetep APIS. Tapi sudahlah, kami tidak terlalu pusing dengan nama itu. Pokoknya bisa fleksibel lah.

Pekan lalu, melalui Alif, APIS dikasih job untuk syuting di liveshow quiz buatan senior kami. Jadi liveshow itu adalah tugas kuliah mereka di jurusan Manajemen Komunikasi. Tentunya kesempatan ini tidak akan disia-siakan (lagi). Sayangnya Reinhard udah punya event sendiri dan dipastikan tidak ikut. Ditunjuklah gua untuk gantiin. Karena formatnya akustik, gua bermain cajon. Untunglah gua jago dalam hal nampar-menampar.

Di hari-H (18/5), dengan kecenya APIS tampil sebagai opening dan closing di kuis bernama 'Dua Sisi' yang dilangsungkan di sebuah studio praktek di kampus. Meskipun kurang puas, tapi kami cukup senang (karena dikasih makan siang gratis). Gua sempet ngomong sama temen-temen, "Bener kata orang, nama adalah doa. Band kita cuma bisa main di studio!". Coincidence? :))

Tidak ada komentar: